DUNIA BISNIS - Pengusaha asal Hong Kong, Wesley Ng berhasil meraup keuntungan sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,6 triliun (asumsi kurs Rp15.447/US$) berkat menjalani bisnis menjual casing ponsel.
Mulanya, Wesley membangun Casetify, perusahaannya yang menjual berbagai casing ponsel dengan gaya trendi, dengan modal awal sebesar US$200.000 atau sekitar Rp3 miliar. Saat itu, menurut dia, banyak yang meremehkan bisnisnya ini. Padahal ia telah sukses menjual lebih dari 15 juta casing ponsel di seluruh dunia.
Dunia bisnis sebenarnya bukan hal baru bagi Wesley. Sebab, sejak kecil ia sudah melihat orang tuanya yang menjalankan bisnis restoran di Hong Kong. Dari sinilah Wesley mempelajari dasar-dasar bisnis yang kemudian dia aplikasikan di Casetify.
"Untuk beberapa perusahaan, mereka harus membakar [uang] untuk mengembangkan bisnis mereka. Menurut saya, dalam B2C [bisnis-ke-konsumen] Anda tidak perlu membakar terlalu banyak untuk berkembang," ujarnya kepada CNBC Make It, dikutip Senin (5/12/2022).
Saat pertama kali diluncurkan, Casetify hadir sebagai platform e-commerce pada 2011. Pada saat itu, Casetify memungkinkan para pelanggannya untuk mendesain casing ponselnya sendiri dengan foto Instagram.
Sejak saat itu, Casetify semakin berkembang menjadi penjual aksesori teknologi dan telah berkolaborasi dengan sejumlah artis global, termasuk superstar global BTS dan BLACKPINK. Tidak hanya itu, Casetify juga sempat berkolaborasi dengan Disney, Barbie, hingga Peanuts.
Wesley mengungkapkan bahwa perusahaannya berambisi untuk membuka 100 toko ritel tambahan dalam dua tahun ke depan. Saat ini, Casetify telah membuka 21 toko di seluruh dunia. Pelanggan pun masih dapat mendesain casing ponselnya sendiri dan produk sesuai keinginan bisa mereka dapatkan hanya dalam waktu 30 menit.
Dilansir dari ecommerceDB, saat ini Casetify berada di peringkat 58 pasar elektronik dan media Amerika serikat dengan penjualan bersih mencapai lebih dari US$50 juta atau sekitar Rp772 miliar sepanjang 2021.
Terkait pengalaman berbisnis, Wesley mengatakan bahwa bisnis bukanlah untuk semua orang. Maka dari itu, ia mengimbau seseorang yang hendak memulai bisnis untuk tidak berburu-buru dan meluangkan banyak waktu untuk mempelajari bisnis sebaik mungkin.
Selain itu, ia mengatakan bahwa bisnis harus dijalankan dengan tujuan utama untuk kepentingan perusahaan, bukan pemegang saham.
"Setiap hal yang kami lakukan adalah untuk kepentingan perusahaan, bukan pemegang saham. Itu dua hal yang berbeda," jelasnya.